“Barang siapa yang
gembira dengan kedatanganbulan Ramadan niscaya Allah mengharamkan jaasadnya
dari neraka (Al hadits)” Sebuah pengantar hadits yang diucapkan ketua DKM saat
menyampaikan sambutannya dalam acara Dialog Ramadhan. Acara yang diselanggarakan oleh Tim Aktifitas
Ramadan (TAR) Al Muhajirin 1. Sebagai luapan kegembiraan akan kehadiran bulan
penuh ampunan dan dilimpahi banyak rahmat.
Dialog Ramadan
sendiri sudah menjadi agenda rutin tiap tahun menjelang Ramadan tiba. Dewan
Keluarga Masjid (DKM) yang membawahi 6 ta'mir ini membentuk panitia di tiap
ta'mir. Untuk menyelenggarakan acara menyemarakan bulan suci itu.Selama Ramadan
TAR sendiri sudah menyusun rentetan acara seperti tarawih, tadarus bersama,
buka dan sahur bersama, pengajian Nuzulul Qurán, satunan anak yatim.
Masing-masing ketua ta'mir akan menunjuk pengurus yang lain untuk berbagi
tugas. Sudah barang tentu tiap pengurus ta'mir harus cakap dan cekatan melayani
jamaah, mengingat tradisi antusias
jamaah yang akan membludak saat tarawih tiba. Tentu persiapan yang tidak biasa
harus dipersiapkan lebih dari biasanya.
| penampilan grup rebana Al Wafa sebelum acara dimulai |
Dalam kesempatan
tersebut, Ustad Kholili dari Serang mengisi tausiyah yang berkenaan dengan tema Bahagiaku Menyambutmu,
diantara isi tausiyahnya yaitu membahas hadist yang berkenaan dengan
ucapan “aamiin, aamiiin, aamiiin”ketika menaiki mimbar.
1.Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa
mendapatkan ampunan
2.Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orangtunya
masih hidup namun tidak membuatnya masuk surga
3.Allah melaknat seorang hamba yang tidak sholawat ketika disebut
namamu
ketiga buah doa yang dibacakan malaikat Jibril dan diaminkan
Rasulullah.
Untuk membahas
konteks, “refleksi” ini tidak akan membhas yang kedua dan ketiga. Konteks yang
dimaksud Ramadan, bukan bulan biasa.
Ramadan berkunjung membawa tarawan, oleh-oleh dan janji yang melimpah untuk
dinikmati. Meski Ramadan merupakan tempat segala harapan kita dapatkan, tidak
semua kita bisa memperolehnya dengan “gratis”
Namun, karena
sifanya seperti open house, Allah menyediakan fasilitas kemudahan bagi mereka
yang ingin memenuhi harapan pada bulan ini. Misalnya, kompetisi akan sedikit
lebih “mudah”karena halang rintangnya diminimalisasi. Setan-setan diikat
menggunakan rantai dari neraka, neraka ditutup hingga celah-celahnya, tetapi
gerbang surga sebulan penuh dibuka selebar-lebarnya.
Namun, semua ada hitung-hitungannya, tidak ada yang gratis.
Ironisnya, meski Allah menyiapkan semua dengan penuh kemudahan, tidak sedikit
diantara kita yang tetap bebal. Rasul
meyadari benar betapa beratnya perjuangan hidup di dunia untuk mendapatkan
kemenangan di akhirat.
Beda ta'mir
pastinya berbeda isi tausiyah yang disampaikan oleh penceramah. Dalam acara
dialog pada 15 Juni 2015 tidak lain mengingatkan kembali.keutamaaan bulan
Ramadan. Selain tausiyah jamaah diberi kesempatan untuk bertanya jawab mengenai
permasalahan yang tidak selalu berkaitan dengan Ramadan.
Bulan dimana
malaikat memnjatkan doa, bulan dimana tidak ada kegiatan baik yang tidak
dilipatkan gandakan pahalanya oleh Allah. Semoga gelar “Taqwa” insya Allah akan
menjadi milik kita semua yang senantiasa mengisi bulan Ramadan dengan
amalan-amalan ibadah yang hanya mengharap ridho Allah semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar