Jumat, 15 Mei 2015

Lanjutan Menjaring Minat Menulis

                                                   Menjaring Minat Menulis


Usai melakukan hal yang sama pada pertengahan Februari lagu, kini tidak lanjutnya merutinkan untuk menggali ihwal kepenulisan. Mengajak para aktifis masjid untuk turut serta dakwah, minimal menyampaikan ulang dalam rangkuman tulisan apa yang disampaikan ustadz saat mengisi taklim.
Dengan dihadiri 12 peserta yang merupakan perwakilan dari tiap takmir DKM Al Muhajirin acara berlangsung kondusif. Pada malam 12 Mei 2015 tiap peserta diwajibkan menulis ditempat dan langsung ada penilaian. Sebelum menulis, seluruh peserta dibasahi dengan motivasi tentang kepenulisan. Ada 2 tulisan terbaik jatuh pada Umi Sahidah perwakilan dari Al Muhajirin VI, dengan judul tulisan "Papa" dan Anis Marsela perwakilan dari Al Muhajirin III dengan judul tulisan "Tren Hijaber". Keduanya diberi hadiah masing-masing sebuah buku.

suasana belajar di sekretariat DKM Al Muhajirin
Menulis memang bukan pekerjaan hasil hayalan saja, melainkan berdasarkan ilmu. Tulisan akan lebih diterima pembaca jika tulisan yang logis. Para peneliti akan menguraikan hasil penelitiannya setelah mendapatkan data yang ada dilapangan dan materi yang mencukupi. Nah, itulah salah satu bekal yakni bahan yang akan disampaikan dengan merangkai alfabet. Lalu kita? Menjadi siapapun kita saat gemar membaca akan ada asupan atau rangsangan otak menerima informasi baru. Jika dari membaca dibeber lagi tentu akan menghasilkan interpretasi sisi lain dari yang dibaca itu, adanya pendapat, saran, kritik, kekaguman, kekecewaan bisa tertuang oleh pembaca, menurutku.

Menjadi agen muslim dan muslimah yang baik sudah sepantasnya melakukan aksi yang yang baik, terlebih untuk syiar Islam. Di era globalisasi yang serba ciber, sudah barang tentu ada sisi yang didapat  yaitu positif dan negatif. Mengingat gaya hidup yang mengikuti apa yang ada didalam sosial media sepatutnya kita memanfaatkan untuk hal yang positif. Mari berlomba-lomba dalam kebaikan. Muslim yang cerdas, muslim yang bisa menanggapi masalah dengan pendekatan religi. Dan salah satunya dengan banyak membaca, membuka hati dan pikiran lalu dituliskan dengan ilmu serta tanggung jawab. Menulis adalah sebuah keberanian dan menulis adalah bekerja untuk  keabadian.

Khoirunnnas anfahum linnas (HR. Muslim) artinya sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberikan manfaat bagi manusia lain. Dan maukah kalian menjadi sebaik-baik manusia?

Gelaran Ulasan Trend Hijaber


                                                            Trend Hijaber

 
Tulisan Anis Marsela tentang Trend hijab

            Kini istilah “Hijab” telah mengalami metamorfosis. Dari konotasi tabir (penutup), bahkan purdah, “Hijab” kini populer dg konotasi pakaian Muslimah yangg menutup aurat. Maka, ada istilah “Hijabers” untuk komunitas pemakai “Hijab”. Dengan konotasi pakaian Muslimah yang memenuhi kriteria syara’. Karena ada hijab yang tidak syar'i. Bagi kaum hawa, seluruh tubuh wanita adalah aurat. Bahkan Nabi saw. bersabda, “Wanita itu aurat."."Ketika dia keluar (dari rumahnya), maka syaitan pun mengagungkannya.” (Hr. At-Tirmidzi). Nabi menyebutnya dengan “aurat”.
             Karena wanita merupakan kehormatan (kemuliaan) yang harus dijaga. Jika ia dilepas keluar, maka ia akan digunakan syaitan sebagai perangkapnya untuk memerangkap lawan jenisnya. Begitu luar biasa Islam menempatkan perempuan. Ia ditempatkan pada kedudukan yg terhormat, dan betul-betul dimuliakan. Sampai-sampai ketika seseorang terbunuh, karena membela kehormatannya (wanita)pun dinyatakan mati syahid..Nabi bersabda, “Siapa saja yang terbunuh, karena membela kehormatannya, maka dia mati syahid.” (Hr. At-Tirmidzi)
            Karena itu, Islam pun menggariskan, bahwa kehormatan tersebut harus dijaga dan dilindungi. Baik oleh pemilik kehormatan itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun Negara.Islam kemudian mewajibkan kaum perempuan menutup auratnya, dari ujung rambut hingga kakinya. kecuali, wajah dan kedua telapak tangannya. Menutup dengan kain yang memang layak menjadi penutup. Penutup yang bisa menutupi kulitnya dari pandangan lawan jenisnya. Itulah yang disebut Satru al-aurat. Maka, ketika Asma’ binti Abu Bakar masuk ke rumah Nabi saw. dengan pakaian tipis, baginda nabi Muhammad SAW. membuang pandangannya. Lalu Nabi SAW.menasihati Asma’, “Wahai Asma’, jika wanita itu sudah haid (dewasa), maka tidak boleh nampak darinya,  kecuali ini dan ini, sambil menunjuk ke arah wajah dan telapak tangan Nabi.” (Hr. Abu Dawud)
            Islam tidak saja menjaga dan melindungi kehormatan wanita dengan mewajibkannya menutup seluruh auratnya.Tetapi juga melarangnya untuk berpakain yg bisa menarik perhatian lawan jenis. Meski, seluruh auratnya sudah tertutup.Allah berfirman, “Dan hendaknya perempuan-perempuan  itu tidak melakukan tabarruj seperti yang dilakukan orang-orang  Jahiliyah dulu.”Itulah titah Allah dlm QS.. Al-Ahzab: 33) Tegas, tdk boleh melakukan tabarruj. Berdandan menarik perhatian lawan jenis.


            Di masa Jahiliyah, kaum hawa memakai gelang kaki, ketika mrk berjalan sambil menjejakkan kakinya ke tanah, agar terdengar suara gelang kakinya. Tujuannya untuk menarik kaum lawan jenisnya.Kaum pria yg ada di sekitarnya pun telinga dan matanya tertuju kepadanya. Begitulah, dahulu mereka melakukan “tabarruj”. Karena itu, Islam tidak saja melarang tabarruj, tetapi juga mewajibkan kaum perempuan menutup seluruh auratnya. Tidak hanya sampai di situ, Islam menyempurnakan perlindungannya terhadap kaum perempuan dengan mewajibkannya.
             Berjilbab.“Jilbab” adalah jubah. Allah berfirman: “Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, serta perempuan kaum Mukmin, agar mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka.” (QS.Al-Ahzab: 59) Tidak hanya itu, Allah jg berfirman: “Hendaknya kaum perempuan itu mengulurkan kerudungnya hingga ke dada-dada mereka.” Itulah titah Allah, dalam Q.s. an-Nur: 31. Iya, Jilbab, yang tak lain adalah jubah, untuk menutup tubuh wanita.Sedangkan himar, yang tak lain adalah kerudung, untuk menutup bagian kepala wanita hingga dada. Jilbab dan himar itu, dua-duanya, ditetapkan sebagai pakaian wajib kaum perempuan ketika berada di luar rumah.Semuanya itu untuk menjaga dan melindungi kehormatan kaum perempuan. Begitulah Islam menjaga dan melindungi wanita.Wanita ditempatkan sebagai kehormatan yang wajib dilindungi dan dijaga, bahkan dengan taruhan nyawa sekalipun.
             Begitulah Islam memandang kehormatan wanita. Apapun dipertaruhkan untuk menjaga dan melindunginya. Maka, ketika ada wanita yang mengumbar auratnya, dia tidak saja melawan perintah dan larangan Allah SWT. Tetapi, wanita itu juga menjatuhkan martabat dan kehormatannya sendiri, di hadapan Allah dan manusia. Siapa saja yg melecehkannya, tidak saja melecehkan kehormatan wanita, tapi telah melecehkan Dzat Pentitah, Allah SWT. Maka berhijab bukan sekedar kewajiban, apalagi fashion. Tapi lebih dari itu, merupakan kehormatan dan kemuliaan wanita.
Begitulah Allah menjaga dan melindungi kehormatan wanita. Moga Allah melindungi anak-anak, isteri dan Muslimah kita (*)
Dari berbagai sumber.


Bukan Sembarang Ayah


                                                                        PAPA



            Tahukah engkau kalau peran seorang Papa begitu penting dalam hidupmu?
Papah menjadi sosok yang sangat berarti bagiku. Papa yang mengajariku membaca ketika aku memasuki bangku seragam merah putih. Beliau juga yang mengajariku naik sepeda, beberapa kali aku terjatuh dari sepeda tapi Papa dengan keyakinan kuat mengatakan kalau anaknya pasti bisa.

            Tahukah kau, ketika aku menangis meronta meminta dibelikan boneka? Mama hanya melihatku iba, sementara Papa dengan tegas menyatakan “ Iya Nak, kita akan beli boneka tapi nanti” Sosok Papa yang selalu memberiku semangat dan memasukkan ruh ketegaran.

            Masa kecilku begitu indah, karena ada sosok Papa dan Mama yang selalu memberikan kasih sayangnya yang begitu tulus. Mereka menyekolahkanku dari tingkat dasar, menengah pertama kemudian berlajut ke tingkat menengah atas. Dengan jerih payah yang memeras keringat, menggugahku untuk terus belajar dan belajar supaya aku bisa menjadi anak yang membanggakan.       

            Setahun terlewati aku belajar di bangku abu-abu putih. Pada malam yang bisu aku bermimmpi gigi bagian depan tanggal satu. Sepintas pikiranku teringat kata teman-teman sesuai mitos yang beredar yang mengartikan mimpi tersebut sebagai pertanda akan ada yang meninggal dari salah satu keluarga.

            Aku tak percaya dengan arti mimpi yang diucapkan banyak teman, sebab segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah. Semenjak mimpi itu, setiap melihat Papa, hati ini rasa ingin menangis dan tanpa disadari air mata ini menetes dengan sendirinya.

            Tak lama kemudian Papa sakit dan dilarikan ke rumah sakit. Diperjalanan menuju tempat-tempat pembaringan yang bertiang infus itu, benakku tetiba muncul kalau ayahku sudah tidak lama lagi. Disuasana yang muram itu, aku melangitkan doa “Ya Allah, jika memang Papaku akan tidak ada, Aku ikhlas ya Allah., tapi jangan masukkan Papa di nerakan, masukkan beliau ke surgaMu ya Allah.

            Begitulah kisahku tentang sosok Papa yang selalu menyemangati, selalu mendorongku untuk maju. Sampai kapanpun sosok Papa tidak akan pernah hilang meskipun sudah menyatu dengan tanah. Papa akan selalu ada, begitu pula Mama.

Penulis  Ummi Sahidah AM VI

                                                Bukan Sembarang  Ayah

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya “Hai annakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah adalah benar-benar kedhaliman yang besar” (QS luqman :13)

            Tidak ada satu ayatpun yang memotret moment pendidikan dari para ibu, kecuali adanya perintah menyusui tanpa menafikan tugas amar ma'ruf nahi mungkar yang sifatnya umum, baik laki-laki maupun perempuan.

            Dalam sebuah hadits Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda,  “Seorang ayah yang mendidik anak-anaknya adalah lebih baik daripada sedekah 1 sa' dijalan Allah”
Kemudian menarik kembali dalam sebuah hadits lain “ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban  terhadap apa yang dipimpin. Seorang suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya atas mereka (HR Muslim)”

            Bagaimana pun  kedekatan anak dengan ayah akan bertahan hingga anak menjadi orang tua bagi anak-anaknya. Istilah lain sebagai contoh cara mendidik yang kemudian digabungkan dengan kondisi gaya hidup pada zamannya, sesuai kebutuhan.

            Kedekatan anak dan ayah diharapkan bisa lebih tegas mengambil keputusan dan lebih terampil dalam menghadapi persoalan sosial. Umumnya ayah mendidik anak dengan cara mengajarkan cara-cara mengatasi masalah dan tegas dalam menentukan pilihan, sehingga ketika anak menghadapi dunia kenakalan remaja dia mampu menolak hal-hal yang menjerumuskan.

            Kedekatan ayah dan anak dapat membangun kelekatan emosi diantara keduanya. Anak lelaki akan meniru peran ayah dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis dan juga cara mengasuh anak-anak mereka kelak. Jika anak perempuan, kedekatan dengan ayah yang positif umunya menjadi referensi dalam mencari sosok pendamping dimasa depan. Selain itu,kedekatan  hubungan ayah dan anak juga bermnfaat membuat nak tumbuh sebagai pribadi yang lebih mandiri, berani, tangkas dan luwes.

Kedekatan ayah juga berperan besar dalam aspek kegiatan proses memperoleh pengetahuan  motorik dan keterampilan bersosialisasi. Aspek ini, ayah dapat melatih daya nalar, daya ingat, wawasan , daya tangkap dan kemapuan anak dalam memecahkan suatu permasalahan melalui kegiatan dan permainan yang dilakukan bersama. Ayah yang umumnya lebih tangkas dalam bermain dengan anak akan melatih motorik dan keberaniannya dalam mencoba hal baru. Dalam aspek keterampialan dan sosialisasi, ayah berperan dalam melatih cara berteman yang baik, memberi dukungan saat anak menghadapi lingkungan baru dan melatih penyesuaian diri anak melalui diskusi, pengalaman dan aturan main. Ayah juga dapat membangun kematangan emosi.

            Ah, menulis panjang tentang ayah sudah terkonsep matang teorinya. Namun, apalah daya jika belum ada calon ayah sekaligus kepala keluarga untuk buah hati dan beserta keluarga nanti. Tidak akan selesai membumbungkan doa agar kelak mendampingi kepala rumah tangga yang ideal yang mampu menuntut ke surga, Rasullullah SAW bersabda  “ Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku” Ketika sekarang orang sibuk dengan kalimat 'memantaskan diri' di dalam Al quran tercamtum  yang artinya: Perempuan-perempuan keji adalah untuk laki-laki keji, dan laki-laki keji untuk perempuan keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan baik untuk laki-laki baik, dan laki-laki baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)”(QS. An-Nur[24]: 26).

Beberapa sifat kepala rumah tangga yang ideal
1.      Shalih dan taat beribadah
            “ Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa      diantara kamu” (QS Al Hujurat : 13)
Seoraang kepala rumah tangga yang selalu taat kepada Allah akan dimudahkan segala urusannya baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun berhubungan dengan anggota kelurganya.    
            “ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan     keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya) dan memberinya rizki dari arah yang tak            disangka-sangka” (QS. Ath Thalaq: 2-3)

2.      Bertanggungjawab memberi nafkah untuk keluarga
Menafkahi keluarga dengan benar adalah salah satu kewajiban utama seorang kepala keluarga.
'' Dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf “ (QS. Al Baqarah:233)
3.      Memperhatikan pendidikan agama bagi kelurga
'' Hai orang-orang yang beriman, perihalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. At Tahrim:6)
4.      Pembimbing  dan motivator
.     5.Bersikap baik dan sabar dalam menghadapi perlakuan buruk anggota keluarganya
       6.Selalu mendoakan kebaikanbagi anak dan istrinya

Semoga Allah menyegerakan jodoh terbaik untuk yang sedang menanti pendamping hidup, sementara yang sudah bersama jodoh semoga berusaha menjadi kepala keluarga dan ayah yang mendekati aturan idealnya sosok sesuai Islam. Aaamiiin'

Penulis Afida
Dari berbagai sumber