Al-Muhajirin Meretas Jurnalis
“Orang boleh
saja pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di
dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”Mengutip dari quote Pramoedya Ananta Tour yang dikenal sebagai penulis yang produktif
dalam sejarah sastra Indonesia. Selama karir penulisannya telah menulis lebih
dari 50 karya tulis yang diterjemahkan dalam lebih dari 41 bahasa asing. Itulah
motivasi menulis yang dituturkan Ahmad Wayang yang berprofesi sebagai wartawan
Banten Raya, yang pengisi pelatihan jurnalistik dasar. Yang diadakan oleh DKM
dan Yayasan Al-Muhajirin serta PSP SPN PT Nikomas Gemilang pada 19/02
bertepatan hari imlek bertempat di ECC room Nike PCI. Kemudian Presiden Rumah
Dunia juga mengutip quote dari seorang ulama besar Imam Al-Ghazali “Kalau
kau bukan anak raja dan bukan anak
seorang ulama besar, maka jadilah penulis
| ujung kanan pengisi materi sedang menanggapi pertanyaan peserta |
Diamini oleh
Muhammad Tohir, selaku pengisi materi juga menegaskan menulis harus dengan
semangat dan diniati untuk menulis, bisa karena supaya terkenal, kekayaan atau
sebagai dakwah dan lain-lain.Sebab sebaik-baik manusia adalah yang berguna
untuk sesama, katanya. Menggunakan jimat 5W + 1 H (what, when, where, why,
which + how) dalam setiap penulisan
berita. Dengan menggunakan susut-sudut dan judul yang menarik pula. Lalu, untuk
menulis tidak ada trik lain kecuali terus menulis, menulis dan menulis, begitu
sebagian paparannya.
| sesi tanya jawab dengan peserta tentang kesulitan menulis dan solusinya |
Acara yang
dihadiri oleh 32 peserta yang diundang dari perwakilan tiap ta.mir dan
perwakilan pengurus PSP SPN, ini diketuai oleh Afidatun Nasihah. Adapun
tujuannya sebagai wadah publikasi DKM dan Yayasan Al Muhajirin PT Nikomas
Gemilang. Agar bibit-bibit dari dari mampu dengan tanggung jawab untuk giat
menulis mengenai kegiatan yang ada disetiap ta'mir serta sebagai ladang
syiar baik melalui majalah dinding, blog dan tabloid GEMAS, ujarnya.
Sengaja sebelum
materi inti diawali dengan motivasi menulis. Tidak lain melecut peserta untuk
giat didunia kepenulisan. Sepert guru menulis saya di Rumah Dunia yang sudah
melahirkan buku ratusan buah hanya dengan 5 jarinya, sebab tangan kirinya
diamputasi sejak beliau kanak kanak. Lantas bagaimana dengan kita yang normal
dengan 10 jari, ujar ketua menambahi.
| saat acara berlangsung |
Sebelum
berakhir, seluruh peserta benar-benar mengaplikasikan teori yang sudah dibahas,
dengan menulis apa saja yang ada diotak mereka saat itu. Usai itu pengisi
materi membahas dan mengoreksi kekurangan yang ada ditulisan.(*)
![]() |
| potret usai acara yang masuk koran Banten Raya |
Afida

Tidak ada komentar:
Posting Komentar