Sabtu, 28 Februari 2015

Al-Muhajirin Meretas Jurnalis


                                                Al-Muhajirin Meretas Jurnalis

“Orang boleh saja pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”Mengutip dari quote Pramoedya Ananta Tour  yang dikenal sebagai penulis yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Selama karir penulisannya telah menulis lebih dari 50 karya tulis yang diterjemahkan dalam lebih dari 41 bahasa asing. Itulah motivasi menulis yang dituturkan Ahmad Wayang yang berprofesi sebagai wartawan Banten Raya, yang pengisi pelatihan jurnalistik dasar. Yang diadakan oleh DKM dan Yayasan Al-Muhajirin serta PSP SPN PT Nikomas Gemilang pada 19/02 bertepatan hari imlek bertempat di ECC room Nike PCI. Kemudian Presiden Rumah Dunia juga mengutip quote dari seorang ulama besar Imam Al-Ghazali “Kalau kau  bukan anak raja dan bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis  
ujung kanan pengisi materi sedang menanggapi pertanyaan peserta



Diamini oleh Muhammad Tohir, selaku pengisi materi juga menegaskan menulis harus dengan semangat dan diniati untuk menulis, bisa karena supaya terkenal, kekayaan atau sebagai dakwah dan lain-lain.Sebab sebaik-baik manusia adalah yang berguna untuk sesama, katanya. Menggunakan jimat 5W + 1 H (what, when, where, why, which  + how) dalam setiap penulisan berita. Dengan menggunakan susut-sudut dan judul yang menarik pula. Lalu, untuk menulis tidak ada trik lain kecuali terus menulis, menulis dan menulis, begitu sebagian paparannya. 
sesi tanya jawab dengan peserta tentang kesulitan menulis dan solusinya


Acara yang dihadiri oleh 32 peserta yang diundang dari perwakilan tiap ta.mir dan perwakilan pengurus PSP SPN, ini diketuai oleh Afidatun Nasihah. Adapun tujuannya sebagai wadah publikasi DKM dan Yayasan Al Muhajirin PT Nikomas Gemilang. Agar bibit-bibit dari dari mampu dengan tanggung jawab untuk giat menulis  mengenai kegiatan  yang ada disetiap ta'mir serta sebagai ladang syiar baik melalui majalah dinding, blog dan tabloid GEMAS, ujarnya.

Sengaja sebelum materi inti diawali dengan motivasi menulis. Tidak lain melecut peserta untuk giat didunia kepenulisan. Sepert guru menulis saya di Rumah Dunia yang sudah melahirkan buku ratusan buah hanya dengan 5 jarinya, sebab tangan kirinya diamputasi sejak beliau kanak kanak. Lantas bagaimana dengan kita yang normal dengan 10 jari, ujar ketua menambahi.
saat acara berlangsung


Sebelum berakhir, seluruh peserta benar-benar mengaplikasikan teori yang sudah dibahas, dengan menulis apa saja yang ada diotak mereka saat itu. Usai itu pengisi materi membahas dan mengoreksi kekurangan yang ada ditulisan.(*)


potret usai acara yang masuk koran Banten Raya

Afida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar