Mengejar Ilmu di Islamic Book Fair
Acara
tahunan Islamic Book fair (IBF) yang
diselenggarakan oleh Pokja Penerbit Buku Islam Ikatan Penerbit Indonesi (Ikapi)
di Istora Senayan Jakarta. Ini mengundang minat warga Al Muhajirin Nikomas
untuk serta menyemarakannya dengan mengadakan wisata mengenal peradaban dan
kebudayaan Islam. IBF sendiri merupakan pameran buku khusus untuk buku-buku
Islam terbesar di Indonesia dan Asia tenggara. Sebagai wujud syiar Islam
sekaligus destinasi wisata ruhani yang luar biasa. Wisata yang diketuai oleh
Bastari ini memberangkatkan 155 peserta 1 bus KJU dan 2 bus Jaya Abadi.
Seluruh peserta sangat antusias di acara akbar dengan tema
IBF 2015 yaitu “Dibawah Naungan Alqurán”. Menurut Pujiarni, salah satu peserta,
tujuan diadakan sebagai ajang wisata religi dan mendapatkan ilmu beserta
buku-bukunya. Mengingat 03/08 adalah
hari terakhir pameran yang menyuguhkan talkshow yang sangat menarik. Yakni
"Anda Bertanya, MUI Menjawab", dengan nara sumber
Prof.Dr.H.Hasanuddin AF, MA (Ketua Komisi Fatwa MUI) dan Dr.H.Asrorun Ni'am
Sholeh, MA (Ketua KPAI, Sekretaris Komisi Fatwa MUI) dan mengikuti talkshow
"Membumikan Al-Qur'an dengan metode Mustaqilli".
Pendapat
senada dari Titik Wahyuni dan Nanik, motivasinya mengikuti acara yang sudah berjalan
sejak 27 Februari – 8 Maret 2015, selain mencari novel Rindu karya Tere Liye,
mereka juga sangat penasaran tokoh yang amat ingin temui, yaitu penulisnya
lansung. Terhadap sosok penulis yang
begitu bijaksana dan pemecahan masalahnya. Sebab menurut beberapa orang yang
mereka kenal beliau adalah seorang wanita, padahal yang muncul dalam angan
mereka adalah seorang laki-laki paruh baya tinggi besar, kebapak-bapakan dan
begitu hangat. Walhasil ternyata setelah bertemu Bang Tere di panggung utama,
nyatanya beliau masih muda dan terlihat santai, tidak sesuai seperti yang dia gambarkan sebelumnya. Meskipun
begitu mereka tak kecewa, karena fisik bukanlah segalanya, bukan?, ujar mereka.
![]() |
| Suasana panggung utama sebelum talkshow dimulai |
Mereka juga berbagi tips persiapan sebelum berangkat agar
tidak menyesal sesampainya di IBF. “Kalau mau kesana kondisi tubuh harus benar2
fit, karena banyak buku yang sangat menarik dengan lokasi yang begitu luas.
Jadi benar-benar membuat hilaf, karena terlalu asyik dengan buku-buku yang super banyak. Hingga bingung mau pilih buku
apa. Kedua seharusnya mempunyai list buku apa saja yang ingin dibeli,
dijamin payah kalau tidak punya daftar belanja. Ketiga Harus siap-siap dengan
dompet yang tebal. Karena jikalau tidak, bingung mau pilih buku apa, semuanya
pengen dibeli tapi budget limit” katanya menimpali.
Dengan
ribuan pengunjung yang memadati area Islamic Book Fair, dengan latar belakang
yang berbeda baik pelajar, mahasiswa, karyawan,bapak-bapak, ibu-ibu, tua ataupun muda,
kulit putih,
kulit hitam semua
berbaur memenuhi area tersebut. Bola mata mereka sibuk mengedarkan pandang dari
sudut kesudut. Buku-buku yang bertebaran disetiap stand dengan banting diskon
besar-besaran, area kids zone yang dipadati anak-anak dengan beragam permainan
dan lomba, talkshow di ruang Anggrek dan panggung utama serta bazar busana muslim dan perlengkapannya
dengan harga miring dan sangat variatif. Jadi, kapan lagi bisa mendapatkan ilmu
dan berbelanja dengan harga murah kalau bukan dengan even tahunan di Islamic Bokk
Fair. Cermin dan ruh peradaban Islam yang terus maju dan berjaya di Indosnesia
khususnya dan di dunia pada umumnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar