Sabtu, 14 Maret 2015

Mengejar Ilmu di Islamic Book Fair

                                            Mengejar Ilmu di Islamic Book Fair


Acara tahunan Islamic Book fair (IBF)  yang diselenggarakan oleh Pokja Penerbit Buku Islam Ikatan Penerbit Indonesi (Ikapi) di Istora Senayan Jakarta. Ini mengundang minat warga Al Muhajirin Nikomas untuk serta menyemarakannya dengan mengadakan wisata mengenal peradaban dan kebudayaan Islam. IBF sendiri merupakan pameran buku khusus untuk buku-buku Islam terbesar di Indonesia dan Asia tenggara. Sebagai wujud syiar Islam sekaligus destinasi wisata ruhani yang luar biasa. Wisata yang diketuai oleh Bastari ini memberangkatkan 155 peserta 1 bus KJU dan 2 bus Jaya Abadi.

Seluruh peserta sangat antusias di acara akbar dengan tema IBF 2015 yaitu “Dibawah Naungan Alqurán”. Menurut Pujiarni, salah satu peserta, tujuan diadakan sebagai ajang wisata religi dan mendapatkan ilmu beserta buku-bukunya.  Mengingat 03/08 adalah hari terakhir pameran yang menyuguhkan talkshow yang sangat menarik. Yakni "Anda Bertanya, MUI Menjawab", dengan nara sumber Prof.Dr.H.Hasanuddin AF, MA (Ketua Komisi Fatwa MUI) dan Dr.H.Asrorun Ni'am Sholeh, MA (Ketua KPAI, Sekretaris Komisi Fatwa MUI) dan mengikuti talkshow "Membumikan Al-Qur'an dengan metode Mustaqilli".

Pendapat senada dari Titik Wahyuni dan Nanik, motivasinya mengikuti acara yang sudah berjalan sejak 27 Februari – 8 Maret 2015, selain mencari novel Rindu karya Tere Liye, mereka juga sangat penasaran tokoh yang amat ingin temui, yaitu penulisnya lansung.  Terhadap sosok penulis yang begitu bijaksana dan pemecahan masalahnya. Sebab menurut beberapa orang yang mereka kenal beliau adalah seorang wanita, padahal yang muncul dalam angan mereka adalah seorang laki-laki paruh baya tinggi besar, kebapak-bapakan dan begitu hangat. Walhasil ternyata setelah bertemu Bang Tere di panggung utama, nyatanya beliau masih muda dan terlihat santai, tidak sesuai seperti yang dia gambarkan sebelumnya. Meskipun begitu mereka tak kecewa, karena fisik bukanlah segalanya, bukan?, ujar mereka.
Suasana panggung utama sebelum talkshow dimulai

Mereka juga berbagi tips persiapan sebelum berangkat agar tidak menyesal sesampainya di IBF. “Kalau mau kesana kondisi tubuh harus benar2 fit, karena banyak buku yang sangat menarik dengan lokasi yang begitu luas. Jadi benar-benar membuat hilaf, karena terlalu asyik dengan buku-buku  yang super banyak. Hingga bingung mau pilih buku apa. Kedua seharusnya mempunyai list buku apa saja yang ingin dibeli, dijamin payah kalau tidak punya daftar belanja. Ketiga Harus siap-siap dengan dompet yang tebal. Karena jikalau tidak, bingung mau pilih buku apa, semuanya pengen dibeli tapi budget limit” katanya menimpali.

Dengan ribuan pengunjung yang memadati area Islamic Book Fair, dengan latar belakang yang berbeda baik pelajar, mahasiswa, karyawan,bapak-bapak, ibu-ibu, tua ataupun muda, kulit putih,
kulit hitam semua berbaur memenuhi area tersebut. Bola mata mereka sibuk mengedarkan pandang dari sudut kesudut. Buku-buku yang bertebaran disetiap stand dengan banting diskon besar-besaran, area kids zone yang dipadati anak-anak dengan beragam permainan dan lomba, talkshow di ruang Anggrek dan panggung utama serta  bazar busana muslim dan perlengkapannya dengan harga miring dan sangat variatif. Jadi, kapan lagi bisa mendapatkan ilmu dan berbelanja dengan harga murah kalau bukan dengan even tahunan di Islamic Bokk Fair. Cermin dan ruh peradaban Islam yang terus maju dan berjaya di Indosnesia khususnya dan di dunia pada umumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar